Bagaimana cara memasang infusan pada bayi dan anak-anak? Adakah tips dan teknik yang bisa dilakukan agar pemasangan infus pada bayi dan anak-anak selalu berhasil?
Salah satu tindakan yang paling horor sejak dibangku perkuliahan adalah memasang infus terhadap pasien-pasien pediatrik dan neonatus. Selain karena kecil dan masih rapuhnya pembuluh darah pada pediatrik dan neonatus, juga karena faktor pasien yang tidak akan bisa kooperatif dan juga Ibu serta keluarga pasien yang mungkin akan sangat over-protective terhadap bayi dan anak mereka.
Butuh lebih dari sekedar ilmu dan skill, karena saat hendak memasang infus pada pediatrik ataupun neonatus, kepercayaan diri dan mental teman-teman akan sangat diuji.
Disinilah peran koping individu, attitude, knowledge dan skill berperan aktif.
Bagaimana teman-teman akan membina trust dengan keluarga pasien, bagaimana teman-teman menenangkan pasien, dan seberapa besar kepercayaan diri teman-teman, akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan tindakan tersebut.
Tentunya, selain hal tersebut, teman-teman juga harus yakin bahwa apa yang akan teman-teman lakukan adalah hal yang akan sangat membantu pasien mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Baca Juga : 50 Tips Cara Pemasangan Infus dalam 1 Kali Tusukan Anti Gagal
Ingat selalu bahwa : keberhasilan tindakan perawat menentukan kebahagiaan dan kesedihan pasien. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar tindakan pemasangan infus pada pediatrik dan neonatus berjalan dengan sukses. Here we go!
Tips Sukses Pemasangan Infus pada Bayi dan Anak-Anak dengan Teknik Rolling Ball
- Saat hendak memulai pemasangan infus pada bayi, cobalah menenangkan mereka terlebih dahulu. Bisa dengan dot, mainan, atau jika ibu ingin menggendong bayi itu akan lebih baik.
- Lakukan pemasangan infus ditangan yang tidak dominan pada anak kecil yang sedang dalam usia berjalan (walking age) dan juga infant
- Antecubital (AC) juga merupakan lokasi yang bagus untuk dilakukan pemasangan infus pada anak-anak, namun papan immobilizer mungkin akan diperlukan untuk menjaga kepatenan tempat dan jalan insersi.
- Pada neonatus, pemasangan infus pada vena di kulit kepala (scalp vein) dan vena di kaki kadang-kadang lebih disukai oleh keluarga pasien dan lebih mudah untuk diakses, terutama pada bayi-bayi yang chubby yang lucu.
- Untuk bayi prematur dan bayi baru lahir, setelah dilakukan penusukan dan darah masuk ke falshback chamber (kilas balik awal darah), jangan masukan jarum lebih dalam lagi, lebih baik masukanlah kateter secara perlahan dengan gerakan seperempat putaran kanan dan kiri. Memasukan jarum lebih dalam hanya akan meningkatkan resiko kegagalan dan akan merusak vena bayi belum dewasa.
- Seorang sahabat yang bekerja di ruangan pediatrik mengatakan pada saya, “anggap saja seperti tes kulit TBC.” Posisi vena sangat dekat dengan kulit pada neonatus dan bayi baru lahir dan Sering kali, pembuluh darah mereka sangat dekat dengan permukaan kulit.
- Gunakan krim anestetik atau semprotan untuk anak-anak, jika ada.
- Saat memulai pemasangan infus pada balita (usia 1-3), cobalah bernyanyi, memberikan dot atau mainan musik sebagai alat pengalih perhatian. Pengalaman: ikut sertakan ibu pasien ketika hendak melakukan pemasangan infus pada balita (jika memungkinkan), mereka akan tenang dan terdistraksi terutama ketika ditemani dengan mainan ataupun gerakan tangan penghibur dari Ibunya. Cobalah.
- Untuk anak-anak usia 4 dan ke atas, jujur saja dengan mereka. Anak-anak umur 4 tahun dapat memahami lebih dari yang mungkin teman-teman pikirkan dan, karenanya, mereka dapat melihat alasan kenapa harus dipasang infusan. Katakan kepada mereka bahwa prosedur akan terasa sakit, tetapi hanya sebentar. Yakinkan mereka bahwa mereka tidak akan kehilangan semua darah mereka. Atau, jika teman-teman mempunyai waktu persiapan lebih, siapkan mainan atau stiker untuk menyuap mereka agar diam dan mau dipasang infus.
- Hindari penggunaan tourniquet sebisa mungkin. Lebih baik gunakan tangan teman-teman sebagai gantinya, atau jika ada rekan kerja, mintalah mereka untuk membantu. Penggunaan tourniquet pada anak-anak dengan vena yang masih rapuh, dapat meningkatkan risiko rusaknya pembuluh darah vena (blowing vein).
- Jika vena tidak terlihat dan tangan teman-teman tidak bisa merasakannya, mintalah pasien untuk menjuntaikan lengan mereka ke sisi tempat tidur atau membiarkannya tergantung di sisi mereka. Hal tersebut akan meningkatkan aliran darah ke ekstremitas sehingga Vena akan lebih mudah dirasakan dan dilihat.
- Tahu kapan harus berhenti. Seperti yang pernah saya sampaikan sebelumnya, tidak ada baiknya mencoba tindakan berulang-ulang kali secara membabi buta. Jangan memaksakan diri. Setelah gagal beberapa kali memasukan IV Cath, akan lebih baik untuk meminta bantuan kepada rekan sejawat lain yang lebih berpengalaman. Jangan pernah “menghabiskan” semua area insersi, panggil rekan sejawat jika telah 2 kali gagal.
Nah itulah 12 tips sukses pemasangan infus pada bayi dan anak-anak dengan teknik rolling ball. Saya harap, ke 12 tips dan langkah dasar ini akan membantu Anda dalam melakukan pemasangan infus pada pasien pediatrik ataupun neonatus.
Ingatlah untuk selalu meminta bantuan kepada sesama perawat Anda jika ragu. Semoga berhasil, ners!
Punya pengalaman, tips dan trik tambahan untuk pasien pediatrik? Sampaikan dikolom Komentar dibawah ya!
8 Comments
saya selalu kasihan bila melihat anak saya ditusuk jarum suntik tapi kalau sudah dipasang nggak ada masalah lagi
Dulu banget, waktu aku adekku masih bayi dia muntaber..trus karena nangis nggak berhenti jd diinfu di kaki.. Sebenarnya diinfus di kaki atau di tangan ada pengaruhnya nggak sih mas?
Saya juga kadang ndak tega mas buat memasang infus pada anak-anak, apalagi pada bayi. tapi ya mau bagaimana lagi, karena itu bagian dari pengobatan perawatan …
Sama saja mbak el, mau dimanapun yang penting masuknya ke pembuluh darah vena … ^-^
makasih nih tips nya 🙂
Sama2 :-d
Kreatif punya istilah sendiri..mudah2an bisa melahirkan teori-teori baru yang membumi dan khas perawat indonesia. Dulu saya sedih dunia kerja berbeda jauh dengan apa yg ditulis di buku. Semoga web site ini menjadi jalan pembelajaran yang utuh antara teori di dunia pendidikan dan fakta di lapangan. Semoga bisa mencetak perawat2 yang hebat yg siap kerja. Web ini mewariskan pengalaman lapangan yg berharga,warisan tradisi lisan perawat senior (kakak) pada junior(adik) sehingga tidak mengalami permasalahan yg sama, maju terus perawat indonesia.
Pingback: SOP Pemasangan Infus Lengkap Sesuai Standar Akreditasi | Nerslicious