SOP Pengukuran CVP sesuai akreditasi KARS – SNARS terbaru 2019 yang umum digunakan di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Pengertian CVP
CVP adalah memasukkan kateter poli ethylene dari vena tepi sehingga ujungnya berada di dalam atrium kanan atau di muara vena cava. CVP disebut juga kateterisasi vena sentralis (KVS).
Tekanan vena sentral secara langsung merefleksikan tekanan pada atrium kanan. Secara tidak langsung menggambarkan beban awal jantung kanan atau tekanan ventrikel kanan pada akhir diastole.
Menurut Gardner dan Woods nilai normal tekanan vena sentral adalah 3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg. Sementara menurut Sutanto (2004) nilai normal CVP adalah 4-10 mmHg.
Tujuan Pengukuran CVP
- Pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium.
- Pengukuran oksigenasi vena sentral.
- Nutrisi parenteral dan pemberian cairan hipertonik atau cairan yang mengiritasi yang perlu pengenceran segera dalam sistem sirkulasi.
- Pemberian obat vasoaktif per drip (tetesan) dan obat inotropik.
- Sebagai jalan masuk vena bila semua tempat IV lainnya telah lemah
Cara Kerja Pengukuran CVP
Daerah Pemasangan CVP
- Vena femoralis
- Vena cephalika
- Vena basalika
- Vena subclavia
- Vena jugularis eksterna
- Vena jugularis interna
Cara Pemasangan
- Pasien tidur terlentang (trendelenburg)
- Bahu kiri diberi bantal
- Pakai sarung tangan
- Desinfeksi daerah CVP
- Pasang doek lobang
- Tentukan tempat tusukan
- Beri anestesi lokal
- Ukur berapa jauh kateter dimasukkan
- Ujung kateter sambungkan dengan spuit 20 cc yang diisi NaCl 0,9% 2-5 cc
- Jarum ditusukkan kira – kira 1 jari kedepan medial, ke arah telinga sisi yang berlawanan
- Darah dihisap dengan spuit tadi
- Kateter terus dimasukkan ke dalam jarum, terus didorong sampai dengan vena cava superior atau atrium kanan
- Mandrin dicabut kemudian disambung infus -> manometer dengan three way stopcock
- Kateter fiksasi pada kulit
- Beri betadhin 10%
- Tutup kasa steril dan diplester
Indikasi Pengukuran CVP
Indikasinya adalah untuk mengukur tekanan vena sentral yang menggambarkan preload ventrikel kanan atau tekanan akhir diastolic ventrikel kanan sehingga dapat memberikan informasi tentang volume darah, gambaran ventrikel kanan serta kapasitas vena.
SOP Pengukuran CVP
Persiapan Alat
- Skala pengukur
- Selang penghubung (manometer line)
- Standar infuse
- Three way stopcock
- Pipa U
- Set infuse
Cara Merangkai
- Menghubungkan set infuse dengan cairan NaCl 0,9%
- Mengeluarkan udara dari selang infuse
- Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway stopcock
- Mengubungkan threeway stopcock dengan selang infuse
- Menghubungkan manometer line dengan three way stopcock
- Mengeluarkan udara dari manometer line
- Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cm H2O
- Menghubungkan manometer line dengan kateter yang sudah terpasang
Cara Pengukuran
- Memberikan penjelasan kepada pasien
- Mengatur posisi pasien
- Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan) dengan skla pengukur atau transducer
- Letak jantung dapat ditentukan dengan cara membuat garis pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV) dengan garis pertengahan aksila
- Menentukan nilai CVP dengan memperhatikan undulasi pada manometer dan nilai dibaca pada akhir ekspirasi
- Membereskan alat-alat
- Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai
Cara Menilai CVP dan Pemasangan Manometer
Cara Menentukan Titik Nol
- Pasien tidur terlentang mendatar
- Dengan menggunakan slang air tang berisi air ± setengahnya -> membentuk lingkaran dengan batas air yang terpisah
- Titik nol pasien dihubungkan dengan batas air pada sisi slang yang satu. Sisi yang lain ditempatkan pada manometer.
- Titik nol manometer dapat ditentukan
- Titik nol manometer adalah titik yang sama tingginya dengan titik aliran vena cava superior, atrium kanan dan V.cava inferior bertemu menjadi satu.
Penilaian CVP
- Kateter, infus, manometer dihubungkan dengan stopcock -> amati infus lancar atau tidak
- Pasien terlentang
- Cairan infus kita naikkan ke dalam manometer sampai dengan angka tertinggi -> jaga jangan sampai cairan keluar
- Cairan infus kita tutup, dengan memutar stopcock hubungkan manometer akan masuk ke tubuh pasien
- Permukaan cairan di manometer akan turun dan terjadi undulasi sesuai irama nafas, turun (inspirasi), naik (ekspirasi) Undulasi berhenti -> disitu batas terahir -> nilai CVP
- Nilai pada angka 7 -> nilai CVP 7 cmH2O
- Infus dijalankan lagi setelah diketahui nilai CVP
Penilaian CVP dan Arti Klinisnya
CVP sangat berarti pada pasien yang mengalami shock dan penilaiannya adalah sebagai berikut :
CVP rendah (< 4 cmH2O)
- Beri darah atau cairan dengan tetesan cepat.
- Bila CVP normal, tanda shock hilang -> shock hipovolemik
- Bila CVP normal, tanda – tanda shock bertambah -> shock septik
CVP normal (4 – 14 cmH2O)
- Bila darah atau cairan dengan hati – hati dan dipantau pengaruhnya dalam sirkulasi.
- Bila CVP normal, tanda – tanda shock negatif -> shock hipovolemik
- Bila CVP bertambah naik, tanda shock positif -> septik shock, cardiogenik shock
CVP tinggi (> 15 cmH2O)
- Menunjukkan adanya gangguan kerja jantung (insufisiensi kardiak)
- Terapi : obat kardiotonika (dopamin)
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengukuran CVP
- Volume darah :
- Volume darah total
- Volume darah yang terdapat di dalam vena
- Kecepatan pemberian tranfusi/ cairan
- Kegagalan jantung dan insufisiensi jantung
- Konstriksi pembuluh darah vena yang disebabkan oleh faktor neurologi
- Penggunaan obat – obatan vasopresor
- Peningkatan tekanan intraperitoneal dan tekanan intrathoracal, misal :
- Post operasi illeus
- Hematothoraks
- Pneumothoraks
- Penggunaan ventilator mekanik
- Emphysema mediastinum
- Emboli paru – paru
- Hipertensi arteri pulmonal
- Vena cava superior sindrom
- Penyakit paru – paru obstruksi menahun
- Pericarditis constrictiva
- Artevac ; tersumbatnya kateter, ujung kateter berada di dalam vena jugularis inferior
Referensi
- Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta. Salemba Medika.
- Mansjoer, arif.dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran ,Ed-3, jilid I. Jakarta:FKUI Media Aesculapius
- Potter, Perry. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika. Priharjo, Robert. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC.
- Smeltzer, C Suzanne dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Ed- 8, Jakarta:EGC