Ventilator atau sering disebut juga dengan ventilasi mekanik adalah alat bantu pernafasan yang digunakan untuk pasien-pasien yang sulit bernafas secara mandiri / spontan sehingga bisa bernafas dan mendapatkan oksigen melalui mesin alat bantu nafas tersebut.
Seringkali, ventilator ini digunakan di ruang-ruang kritis seperti ICU (Intensive Care Unit) atau HCU (High Care Unit) di sebuat rumah sakit. Dan belakangan, alat ventilator ini semakin dikenal masyarakat karena berperan dalam penanganan pasien-pasien COVID-19 yang sudah kritis.
Karenanya, sebagai seorang Perawat, apalagi yang berdinas di ruang-ruang kritis, memahami prosedur pemasangan ventilator sesuai standar operasional adalah sebuah keharusan yang mutlak difahami dan dikuasai. Berikut SOP Pemasangan Ventilator lengkap sesuai standar akreditasi yang berlaku.
Pengertian Ventilator
Secara garis besar, ventilator adalah alat yang digunakan untuk membantu pasien yang mengalami gagal napas dengan cara kerja menghembuskan gas (dalam hal ini oksigen) ke dalam paru-paru pasien.
- Ventilasi mekanik dengan alatnya yang disebut ventilator adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas buatan. Ventilasi mekanik merupakan peralatan “wajib” pada unit perawatan intensif atau ICU. ( Corwin, Elizabeth J, 2001).
- Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas buatan ( Brunner dan Suddarth, 2002).
- Menurut American National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), ventilator adalah sebuah mesin yang berfungsi untuk membantu pernafasan dalam pelayanan di Rumah Sakit.
Seringkali, ventilator digunakan dalam proses operasi ketika pasien dalam pengaruh anestesi untuk membantu pernafasan.
Namun tidak hanya itu, Ventilator juga biasanya digunakan untuk pasien-pasien yang mengalami gagal nafas, yaitu suatu kondisi dimana paru-paru tidak dapat memisahkan karbon dioksida dalam darah yang dapat menyebabkan kerusakan dan keracunan karbon dioksida, sehingga dibutuhkan sebuah mesin yang dapat menyingkirkan karbon dioksida tersebut.
Untuk itulah ventilator digunakan.
Pengertian Pemasangan Ventilator
Pemasangan ventilator atau ventilasi mekanik adalah suatu tindakan keperawatan memasukan alat bantu pernafasan melalui intubasi ke saluran pernafasan pasien dalam upaya life-saving pasien-pasien gagal nafas dengan menggunakan alat ventilator atau ventilasi mekanik.
Tujuan Pemasangan Ventilator
Pemasangan ventilator mempunyai tujuan untuk membantu pasien-pasien gagal nafas untuk dapat bertahan hidup dengan cara ;
- Membantu oksigenasi
- Membantu eliminasi karbon dioksida
- Membantu kerja otot-otot pernafasan
- Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
- Menjamin hantaran oksigen ke jaringan adekuat
…. dengan tidak merusak organ paru-paru.
Indikasi Pemasangan Ventilator
Secara garis besar, ada 3 indikasi yang mengharuskan pemasangan ventilator, yaitu;
- Pasien dengan Gagal Nafas (Respiratory Failure)
- RR > 35 atau < 5 x/m
- SaO2 < 90% atau PaO2 < 60 mmHg (Hipoxemia)
- pCO2 > 55 mmHg (Hipercapnia)
- Penurunan kesadaran (GCS < 8)
- Tidal volume < 5 mL/kg
- Pasien Pasca Operasi Mayor
- Pasien Pasca Henti Jantung
Selain itu, beberapa kondisi juga di indikasikan untuk dilakukan pemasangan ventilator, seperti;
- Insufisiensi Jantung : Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF, peningkatan kebutuhan aliran darah pada sistem pernafasan (sebagai akibat peningkatan kerja nafas dan konsumsi oksigen) dapat mengakibatkan jantung kolaps. Pemberian ventilasi mekanik untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan sehingga beban kerja jantung juga berkurang.
- Disfungsi Neurologist : Pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko mengalami apnu berulang juga mendapatkan ventilasi mekanik. Selain itu ventilasi mekanik juga berfungsi untuk menjaga jalan nafas pasien serta memungkinkan pemberian hiperventilasi pada klien dengan peningkatan tekanan intra cranial.
Kriteria Pasien untuk Pemasangan Ventilator
Menurut Pontopidan (2003), seseorang perlu mendapatkan bantuan ventilator atau ventilasi mekanik bila :
- Frekuensi nafas lebih dari 35 kali per menit
- Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg
- PaCO2 lebih dari 60 mmHg
- AaDO2 dengan O2 100% hasilnya lebih dari 350 mmHg
- Vital capacity kurang dari 15 ml/Kg BB
Alat dan Bahan Pemasangan Ventilator
- Sarung tangan
- Amubag lengkap
- Set Suction
- Spuit untuk mengembangkan balon
- Set Laringoskop dengan blade sesuai ukuran
- Ventilator
Persiapan Pasien dan Keluarga
- Bersama dengan dokter beritahu keluarga tentang prosedur yang akan dilakukan dan resiko yang mungkin ditimbulkan
- Bila keluarga sudah jelas dengan penjelasan dokter, maka keluarga diminta untuk tanda tangan surat persetujuan (inform consent)
- Bila pasien sadar beritahu tentang prosedur yang akan dilakukan
- Atur posisi pasien agar memudahkan untuk melakukan posedur.
Prosedur Pemasangan Ventilator
- Sambungkan stop kontak dengan sumber listrik, nyalakan ventilator dengan menekan tombol on
- Pasang corogatet sesuai dengan kegunaan (anak/dewasa)
- Isi humidifier dengan aquades steril, kemudian nyalakan dengan menekan tombol on
- Seting ventilator sesuai pesanan dokter mengenai mode, VT, Frekwensi nafas, I:E ratio, FIO2, ASB, PEEP dll
- Sambungkan corogatet dengan endotrakeal yang terpasang pada pasien
- Pastikan bahwa alat resusitasi dan perlengkapan fentilator berfungsi baik
- Pastikan bahwa penderita selalu dimonitor fungsi pernafasannya dan saturasi oksigen
- Lakukan segala tindakan dengan memperhatikan tehnik aseptic dan universal precaution
- Lakukan suction secara rutin (biasanya tiap 4 jam), bila perlu boleh dilakukan diluar jadwal
- Pastikan humidifier berfungsi dengan baik, air yang tertampung di dalam water trap secara rutin harus dikosongkan
- Rubah posisi pasien tiap 3 jam untuk postural drainage ataupun untuk pengembangan paru-paru
- Pastikan posisi tubing ventilator dalam keadaan tepat
- Pastikan NGT pada posisi yang benar, lakukan aspirasi tiap 6 jam atau setiap akan memberikan nutrisi enteral
Pemeliharaan Post Pemasangan Ventilator
- Rendam corogatet sesudah digunakan dengan bayclin selama 15 menit, kemudian cuci, bilas dan keringkan
- Corogatet disterilkan kering dengan suhu 1000C selama 20 menit
- Rendam filter dengan bayclin setiap sesudah dipakai, cuci dan keringkan
- Kalibrasi setiap satu tahun sekali oleh tehnisi perusahaan
- Hubungi teknisi perusahaan bila ada masalah
- Charge ventilator selama 1×24 jam setiap kali sesudah pemakaian dan tiap 10 hari sekali bila ventilator tidak digunakan.
Referensi
- Carpio, A. & Mora, J. I. NCBI Bookshelf (2019). Ventilator Management.
- Saunders, R. & Geogopoulos, D. (2018). Evaluating the Cost-Effectiveness of Proportional-Assist Ventilation Plus vs. Pressure Support Ventilation in the Intensive Care Unit in Two Countries. Frontiers in Public Health. 6, pp. 168.
- Bello, G., De Santis, P., & Antonelli, M. (2018). Non-invasive Ventilation in Cardiogenic Pulmonary Edema. Annals of Translational Medicine. 6(18), pp. 355.
- American Thoracic Society (2017). Mechanical Ventilation. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. 196, P3-4.
- Chen, L., Gilstrap, D., & Cox, C.E. (2016). Mechanical Ventilator Discontinuation Process. Clinic in Chest Medicine. 37(4), pp. 693-699.
- Hadjiliadis, D. National Institutes of Health (2019). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Learning About Ventilators.
- Cleveland Clinic (2014). Mechanical Ventilation.
- Amitai, A. Medscape (2018). Drugs & Diseases. Ventilator Management.
- Jackson, C.D. Medscape (2019). What Are the Indications for Mechanical Ventilation?
- Patel, B.K. Merck Manual Professional Version (2018). Overview of Mechanical Ventilation.
- Whitlock, J. Verywell Health (2019). When a Ventilator Is Necessary.