Pengertian
DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukanlah tes diagnostik ataupun tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit. (Soetjiningsih, 1998)
Aspek perkembangan yang dinilai terdiri dari 12 tugas perkembangan yang terdiri dari 4 sektor perkembangan, yaitu:
- Personal Sosial (perilaku sosial): Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
- Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus): Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
- Language (bahasa): Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
- Gross Motor (gerakan motorik kasar): Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Tujuan
Untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik haslus, bahasa dan motorik kasar pada anak usia 1 bulan sampai 6 tahun.
Prosedur Pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
- Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
- 3-6 bulan
- 9-12 bulan
- 18-24 bulan
- 3 tahun
- 4 tahun
- 5 tahun
- Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap
Penilaian pemeriksaan DDST, jika lulus P (Passed), gagal F (Fail) atau jika anak menolak R (Refused) atau NO (No Oppotunity) jika anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas.
Persiapan Pasien
- Identifikasi pasien
- Beritahu pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
Persiapan Alat-alat
- Formulir pencatatan DDST
- Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa)
- Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.
Pelaksanaan
- Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
- Tentukan usia anak (<15 hari dibulatkan kebawah, ≥15 hari dibulatkan keatas).
- Beri garis vertikal pada formulir DDST sesuai usia anak (memotong semua kotak-kotak tugas perkembangan pada semua sektor).
- Lakukan penilaian sektor motorik kasar, bahasa, motorik halus dan personal sosial pada sebelah kiri garis vertikal secara bergantian (tidak harus berurutan).
- Selanjutnya nilai juga tugas perkembangan setiap kotak yang terpotong garis vertikal pada setiap sektor.
- Beri tanda P (Passed) didepan kotak tugas perkembangan bila anak mampu melaksanakan. Beri tanda F (Fail) bila anak tidak mampu, dan R (Refused) bila anak menolak.
- Lakukan penilaian selesai pemeriksaan;
- Abnormal
- Jika ada ≥2 keterlambatan pada 2 sektor atau lebih
- Jika dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia
- Meragukan
- Jika pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
- Jika pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia
- Tidak dapat di tes
- Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan
- Abnormal
- Bereskan alat-alat dan dokumentasikan hasil.
Referensi
- Amini, M. (2017). Parental Involvement in Improving Independence in Early Childhood. https://doi.org/10.2991/icece-17.2018.48
- Aram, D., & Besser-Biron, S. (2016). Parents’ support during different writing tasks: a comparison between parents of precocious readers, preschoolers, and school-age children. Reading and Writing, 30(2), 363–386. doi:10.1007/s11145-016-9680-6.
- Chamidah, A. N. (2009). Deteksi Dini Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (367-374) Kopertis Wilayah X 374 Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak’, Jurnal Pendidikan Khusus, 5(9), pp. 83–93.
- Evandrou, M., Falkingham, J., Gomez-Leon, M., & Vlachantoni, A. (2016). Intergenerational flows of support between parents and adult children in Britain. Ageing and Society, 38(02), 321–351. doi:10.1017/s0144686x16001057
- Soetjiningsih. (2005). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit EGC
- Soetjiningsih & Ranuh. (2012). Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. Jakarta: EGC.
- Rosita, D dan Norazizah, Y. (2012). Studi Deskriptif Perkembangan Balita Usia 12-24 Bulan dengan Metode DDST II di Desa Pancur Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Jurnal Kesehatan dan Budaya HIKMAH, 8(1).
- Yamaguchi, B., Silva, A. Z., Araujo, L. B., Guimarães, A. T. B., & Israel, V. L. (2019). Psychomotor evaluation of children attending Child Education Centers in the south of Brazil. Early Child Development and Care, 1–8. doi:10.1080/03004430.2019.1672165