Sebagai tenaga kesehatan, khususnya perawat, memasang infus merupakan sebuah keterampilan yang harus dikuasai dengan baik dan juga benar sesuai SOP Pemasangan Infus yang berlaku.
Apalagi untuk teman-teman yang bekerja di unit-unit gawat darurat, memasang infus haruslah dilakukan dengan cekatan karena berpacu dengan waktu dan nyawa.
Karenanya, sebagai lanjutan dari 50 Tips Pemasangan Infus dalam 1 Kali Tusukan, kali ini saya akan share mengenai beberapa kesalahan yang seringkali dilakukan ketika melakukan pemasangan infus.
1. Penggunaan alcohol swab yang kurang tepat
Penggunaan alcohol swab dalam pemasangan infus bertujuan sebagai sterilisasi area insersi. Bukan untuk men-sterilkan luka akibat tusukan infus. Karenanya, pastikan alcohol swab telah mengering sebelum teman-teman melakukan penusukan.
Banyak kasus dimana pemasangan infus gagal dikarenakan gerakan refleks dari tangan pasien sebagai akibat rasa sakit ketika dilakukan penusukan. Hal ini sangat mungkin terjadi ketika teman-teman melakukan penusukan jarum ketika alcohol swab belum mengering.
Bagaimana ketika sebuah luka diberi cairan alkohol?Tentunya sangat sakit dan perih. Dan itu juga yang dirasakan oleh pasien ketika teman-teman memulai penusukan jarum infus ketika alcohol swab belum mengering.
So, mulai sekarang, stop membuat prosedur menyakitkan menjadi lebih menyakitkan dikarenakan “kebiasaan” yang seharusnya ditinggalkan. Sepakat?
2. Pengaturan tetesan infus pertama
Shock terjadi sebagai akibat dari perlakuan yang tidak biasa dan tidak seharusnya dibiasakan. Seperti halnya dalam melakukan pemasangan infus, vena seringkali mengalami shock dikarenakan perlakuan “semena-mena” yang seringkali dilakukan oleh petugas kesehatan.
atur titrasi sesegera mungkin. [google image] |
Membiarkan cairan infus menetes dengan cepat (loss) setelah kateter infus masuk kedalam pembuluh darah dapat menyebabkan vena menjadi shock akibat banyaknya cairan yang masuk yang biasanya tidak terjadi.
Shock vena dapat lebih parah terjadi pada pasien-pasien dengan tekanan darah rendah serta defisit cairan dan elektrolit dikarenakan rendahnya tekanan dan kurangnya cairan. Sehingga, pastikan untuk segera mengatur tetesan cairan infus sesaat setelah melakukan fiksasi infusan.
3. Teknik fiksasi
Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan fiksasi kateter adalah : minimalisir tekanan fiksasi terhadap kateter seminimal mungkin. Karena, tekanan yang berlebihan dapat memperbesar lubang akibat tusukan dan meningkatkan resiko infeksi.
Sederhananya, hindari menekuk selang infus secara berlebihan kearah proksimal. Setidaknya, berikan jarak selebar 2 jari tangan antara area penusukan dengan tekukan selang infus kearah proksimal.
Lihat gambar dibawah ini ;
teknik fiksasi infusan. [google image] |
Nah itulah 3 kesalahan mendasar yang seringkali dilakukan ketika pemasangan infus. Semoga bermanfaat dan bagikan ke teman-teman sejawat lainnya ya.
Punya tambahan, koreksi atau saran berkaitan dengan artikel ini? Sampaikan di kolom komentar dibawah ya.
3 Comments
aku pernah diinfus sampai jarumnya bengkok eh tetap ditusuk sakit banget
Pingback: SOP Pemasangan Infus Lengkap Sesuai Standar Akreditasi | Nerslicious
Ingin memperlari lebih dalam tetang askep atau atau pemasangan keteter pada pasien
Alasannya karna saya blm memahami dalam melakukan suatu tindakan pada.pasien