Sejarah lahirnya PPNI – Persatuan Perawat Nasional Indonesia tidak terlepas dari kebulatan tekad dan spirit yang sama untuk mempersatukan tenaga keperawatan dari Sabang sampai Merauke dalam satu wadah yang sama juga merupakan sebuah semangat persatuan yang menggetarkan yang pada akhirnya mampu membentuk sebuah wadah, sebuah Organisasi Profesi Perawat yang saat ini dikenal dengan nama PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia).
Semangat persatuan dan kesatuan memang selalu menggetarkan. Apapun itu, dimanapun, semangatnya selalu mampu mendorong jiwa-jiwa yang haus akan nilai-nilai indah persatuan dan kesatuan. Apalagi jika hal tersebut dibarengi dengan idealisme.
Tengok saja bagaimana nilai-nilai tersebut mampu mendorong Sultan Hamengkubuwono IX yang dengan lantang menyatakan bahwa Kesultanan Yogyakarta adalah bagian dari NKRI (maklumat 5-9-1945). Padahal sebelumnya, Belanda menawarkannya menjadi Raja Jawa jika tidak bergabung dengan NKRI.
Lalu, ada seorang Frans Kaisiepo dari Irian yang dengan gagah berani mendirikan Partai Indonesia Merdeka di Biak, Papua pada 10 Mei 1946 demi mempertahankan Keutuhan dan Kesatuan NKRI yang amat dicintainya.
Atau, lihatlah seorang Moehammad Yamin, yang hanya bermodalkan secarik kertas mampu membakar gelora semangat para pemuda untuk mencetuskan peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 silam.
Kata-katanya begitu menggelora. Tengok saja;
“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri.” – Moehammad Yamin
Pun dengan profesi perawat.
Kebulatan tekad dan spirit yang sama untuk mempersatukan tenaga keperawatan dari Sabang sampai Merauke dalam satu wadah yang sama juga merupakan sebuah semangat persatuan yang menggetarkan yang pada akhirnya mampu membentuk sebuah wadah, sebuah Organisasi Profesi Perawat yang saat ini dikenal dengan nama PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia).
Baca Juga : Ketua Umum PPNI dari Masa ke Masa
Sejarah Lahirnya PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terlahir pada tanggal 17 Maret 1974 sebagai fusi/federasi dari beberapa organisasi keperawatan yang ada sebelumnya. Sebut saja, Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Djuru Rawat Islam (Penjurais), Ikatan Perawat Indonesia (IPI) dan Persatuan Perawat Indonesia (PPI).
Cikal bakal lahirnya PPNI tidak terlepas dari didirikannya Perkumpulan Kaum Velpleger Boemibatera (PKVB) pada tahun 1921 oleh Pemerintahan Hindia Belanda.
Namun berkat semangat Moehammad Yamin dkk yang pada akhirnya melahirkan Sumpah Pemuda, maka semangat untuk mengganti nama PKVB menjadi Perkumpulan Kaum Velpleger Indonesia (PKVI) pun berkobar dengan sendirinya.
Namun usia PKVI tidak begitu panjang dan hanya bertahan hingga tahun 1942 dimana pada saat itu, Belanda mundur dan digantikan oleh Jepang.
Masa-masa penjajahan Jepang di Indonesia adalah masa-masa kemunduran bagi perkembangan keperawatan Indonesia. Pelayanan keperawatan pada masa Jepang dikerjakan oleh orang yang tidak memahami ilmu keperawatan. Hal ini juga sedikit banyak mempengaruhi PKVI yang semakin hari semakin tidak jelas eksistensinya.
Kemunduran tersebut berakhir bersamaan dengan Proklamari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Semangat persatuan kembali menggelora sehingga melahirkan beberapa organisasi keperawatan. Tercatat, dalam kurun 1945 – 1954, terdapat 5 organisasi profesi yaitu Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Djuru Rawat Islam (Penjurais), Serikat Buruh Kesehatan (SBK), Persatuan Perawat Indonesia (PPI) dan Ikatan Perawat Indonesia (IPI).
Dalam kurun waktu 1951-1958 diadakan Kongres di Bandung dengan mengubah nama PDKI menjadi Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan Indonesia (PPDKI) dengan keanggotaan bukan dari perawat saja.
Demikian pula pada tahun 1959-1974, terjadi pengelompokan organisasi keperawatan kecuali Serikat Buruh Kesehatan (SBK) yang terlibat dengan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)
Puncaknya terjadi pada tahun 1974.
Organisasi-organisasi perawat saat itu mengadakan pertemuan yang diantranya dihadiri oleh IPI, PPI dam PDKI dan diantaranya yang hadir adalah Ojo Radiat, HB. Barnas dan Drs. Maskoed Soerjasumantri sebagai pimpinan sidang dan sepakat untuk melakukan fusi organisasi dan menyatukan diri dalam satu wadah organisasi yang saat itu masih bernama Persatuan Perawat Nasional.
Baca Juga : Logo PPNI Sesuai AD/ART Berserta Panduan Penggunaannya
Pengabungan atau fusi organisasi perawat tersebut dilakukan di Ruang Demontration Jl. Prof Eykman Bandung No.34 Bandung Jawa Barat, sejak saat itu Tanggal 17 Maret 1974 disetujui dan dilakukan pernyataan bersama terbentuknya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), serta membentuk suatu kepanitian untuk mempersiapkan Kongres Pertama yang dilangsungkan pada tahun 1976.
Nama itulah yang resmi dipakai sebagai nama Organisasi Profesi Keperawatan di Indonesia hingga saat ini.
Dalam berbagai literasi yang saya temukan, tercatat sedikitnya 7 orang Perawat yang membidani lahirnya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Mereka adalah;
- Oyoh Radiat, MSc dari IPI-Jakarta (PB)
- H.B. Barnas dari Ikatan Perawat Indonesia-Jakarta (PB)
- Maskoep Soerjo Soemantri dari Ikatan Perawat Indonesia-Jakarta (PB)
- J. Soewardi dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung
- Sjuamsunir Adam dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung
- L. Harningsih dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung
- Wim Sumarandek, SH dari Persatuan Perawat Indonesia-Bandung
Seperti dikutip dalam situs resminya bahwa PPNI berkomitmen untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat dan profesi keperawatan dengan menyusun RUU keperawatan yang saat ini terus diperjuangkan untuk disyahkan menjadi undang-undang.
Dalam usianya yang tergolong usia produktif, PPNI telah tumbuh untuk menjadi organisasi yang mandiri.
PPNI saat ini berproses pada kematangan organisasi dan mempersiapkan anggotanya dalam berperan nyata pada masyarakat dengan memperkecil kesenjangan dalam pelayanan kesehatan, mempermudah masyarakat dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan, serta mendapatkan kesamaan pelayanan yang berkualitas (closing the gap; increasing acces and equity).
Dan selanjutnya PPNI bersama anggotanya akan bersama mengkawal profesi keperawatan Indonesia pada arah yang benar, sehingga profesi keperawatan dapat mandiri dan bermartabat dan bersaing secara Nasional dan Internasional.
Aamiin!
1 Comment
Pingback: Ketua PPNI dari Masa ke Masa | Nerslicious