Saraf kranial (Latin: nervii craniales) adalah 12 pasang saraf pada manusia yang berawal dari batang otak, yang dinamai secara spesifik menggunakan angka romawi. Saraf kranial ini berbeda dari saraf spinal yang berawal dari sumsum tulang belakang dan merupakan merupakan bagian dari sistem saraf sadar.
Pemeriksaan saraf kranial juga merupakan salah satu bagian dari pemeriksaan fisik head-to-toe. Pada artikel ini, kita akan memecah bagaimana cara memeriksa saraf kranial I hingga XII (1-12) sebagai seorang perawat.
Mengapa saraf kranial harus diperiksa? Singkatnya, untuk melihat apakah neuron / saraf berfungsi sebagai mana mestinya atau tidak.
Mengapa saraf kranial tidak “berfungsi”? Pada banyak penyakit saraf, neuron yang memasok saraf tertentu rusak, yang membuat saraf tidak berfungsi dengan baik.
Misalnya, pada Multiple Sclerosis, selubung mielin dari neuron di sistem saraf pusat rusak, yang menyebabkan beberapa masalah sensorik dan motorik. Banyak pasien-pasien Multiple Sclerosis dapat mengalami masalah bicara dan penglihatan.
Masalah penglihatan berasal dari kerusakan saraf optik yang dapat menyebabkan nistagmus, penglihatan kabur, penglihatan ganda, dll. Oleh karena itu, pemeriksaan saraf kranial penting untuk dilakukan agar dapat menilai saraf kranial II ini untuk semua jenis kelainan.
Fungsi 12 Saraf Kranial
- Saraf Olfaktori : Penciuman
- Saraf Optikus : Penglihatan
- Saraf Okulomotoris : Mengangkat kelopak mata, kontraksi pupil dan sebagaian gerakan ekstraokuler
- Saraf Trochlearis : Gerakan mata kebawah dan ke dalam
- Saraf Trigeminus : Gerakan mengunyah, sensasi wajah, lidah dan gigi, refleks kornea dan refleks kedip
- Saraf Abdusen : Deviasi mata ke lateral
- Saraf Vestibulocochlearis : Pendengaran dan keseimbangan
- Saraf Glosofaringeus : Sensasi rasa
- Saraf Vagus : Refleks muntah dan menelan
- Saraf Asesoris : Menggerakan bahu
- Saraf Hipoglosus : Gerakan lidah
Cara Pemeriksaan Saraf Kranial
No | Saraf Kranial | Fungsi | Cara Pemeriksaan |
---|---|---|---|
I | Olfaktori Saraf Sensorik | Penciuman | Pasien memejamkankan mata, lalu disuruh untuk membedakan bau yang dirasakan (kopi, teh, dll) |
II | Optikus Saraf Sensorik | Penglihatan | Dengan snelen chart dan pemeriksanlapang pandang. |
III | Okulomotoris Saraf Motorik | Mengangkat kelopak mata, kontraksi pupil, dan sebagian gerakan ekstraokuler | Tes putaran bola mata, menggerakan konjungtiva, refleks pupil dan inspeksi kelopak mata. |
IV | Trochlearis Saraf Motorik | Gerakan mata kebawah dan ke dalam | Sama seperti nervus III |
V | Trigeminus Saraf Motorik | Gerakan mengunyah, sensasi wajah, lidah dan gigi, refleks kornea dan refleks kedip | Menggerakan rahang ke semua sisi. Pasien memejamkan mata, sentuh denan kapas pada dahi atau pipi, menyentuh permukaan kornea dengan kapas. |
VI | Abdusen Saraf Motorik | Deviasi mata ke lateral | Sama seperti nervus III |
VII | Fasialis Saraf Motorik | Ekspresi wajah | Senyum, bersiul, mengangkat alis, mata, menutup kelopak mata dengan tahanan, menjulurkan lidah untuk membedakan gula dan garam. |
VIII | Vestibulocochlearis Saraf Sensorik | Pendengaran dan keseimbangan | Test webber dan rinne |
IX | Glosofaringeus Saraf Sensorik dan Motorik | Sensasi rasa | Membedakan rasa manis dan asam |
X | Vagus Saraf sensorik dan Motorik | Refleks muntah dan menelan | Menyentuh faring posterios, pasien menelan saliva, instruksikan untuk mengucap : ah …. |
XI | Asesoris Saraf Motorik | Menggerakan bahu | Pasien menggerakan bahu dan lakukan tahanan sambil pasien melawan tahanan tersebut. |
XII | Hipoglosus Saraf Motorik | Gerakan lidah | Pasien disuruh menjulurkan lidah dan menggerakannya dari sisi ke sisi. |
Referensi
- Juwono T, Pemeriksaan klinik neurologik dalam praktek, Jakarta, EGC, 1996
- http://endeavor.med.nyu.edu/neurosurgery/cranials.html