Morning Sickness bisa jadi merupakan salah satu pertanda bahwa Anda sedang hamil. Walaupun terkadang, morning sickness bisa juga terjadi pada wanita yang tidak hamil dan bahkan pada pria sekalipun. Biasanya terjadi pada trimester awal-awal kehamilan, dimulai antara minggu ke 5 atau ke 6 kehamilan dan berakhir antara minggu ke 12 atau 14 kehamilan.
Gejalanya meliputi mual dan muntah yang bisa berlangsung sepanjang hari, disertai dengan kelelahan dan lemas yang walaupun tidak membahayakan tetapi dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Baca Juga : 10 Hal Menarik yang Akan Anda Alami Ketika Hamil [Infografis]
Pada beberapa wanita, morning sickness ini dapat berkembang menjadi lebih parah, gejalanya berupa mual dan muntah dengan intensitas dan frekuensi yang tinggi, kondisi ini biasa disebut dengan Hiperemesis Gravidarum.
Nah sebagai ibu hamil atau calon ibu hamil, mengetahui morning sickness secara paripurna ini penting, terutama mengenai penyebab, faktor resiko dan mengenai kapan dimulai serta berhentinya morning sickness.
Fakta Mengenai Morning Sickness
Dilansir dari laman American Pregnancy, lebih dari 50% wanita hamil mengalami morning sickness dikarenakan adanya peningkatkan hormon estrogen dalam tubuh.
Selain itu, morning sickness juga merupakan pertanda bahwa plasenta mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang baik.
Yang mana itu berarti, keadaan janin Anda juga baik.
Penyebab Morning Sickness
Sampai saat ini, penyebab sebenarnya masih belum diketahui. Namun walaupun begitu, kebanyakan praktisi kesehatan berpendapat bahwa kondisi morning sickness terjadi akibat dari adanya perubahan hormon, diantaranya;
1. Peningkatan Estrogen
Dilansir dari Medicalnewstoday.com, hormon estrogen meningkat 100 kali lebih banyak ketimbang wanita yang tidak hamil. Walaupun begitu, belum ada riset yang membuktikan adanya perbedaan kadar hormon estrogen antara wanita hamil yang mengalami morning sickness dan yang tidak mengalami morning sickness.
2. Peningkatan Progesteron
Selain estrogen, hormon yang mengalami peningkatan ketika hamil juga terjadi pada progesteron. Peningkatan progesteron berperan agar otot-otot uterus tidak tegang sehingga dapat mencegah terjadinya kelahiran dini. Namun, peningkatan progesteron juga dapat menyebabkan peningkatan asam lambung, dan tentunya hal ini akan menimbulkan perasaan mual dan keinginan untuk muntah.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia atau kadar gula darah rendah juga dipercaya sebagai salah satu penyebab morning sickness. Hal ini dikarenakan plasenta yang menguras energi dari ibu hamil untuk perkembangan dan pertumbuhan janin. Sampai saat ini, belum ada studi yang dapat membuktikan hal ini.
4. Produksi Hormon Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
Hormon ini pertama kali diproduksi tubuh melalui embrio segera setelah konsepsi yang selanjutnya diproduksi oleh plasenta. Para ahli kesehatan berpendapat bahwa mungkin ada keterkaitan antara produksi hCG dengan morning sickness.
5. Peningkatan Sensitivas Terhadap Bau
Ketika hamil, sensitivitas terhadap bau-bauan akan meningkat. Hal ini tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi keadaan, yang mana bau bisa jadi salah satu pemicu terjadinya mual dan muntah.
Faktor Resiko Terjadinya Morning Sickness
Setiap wanita yang sedang hamil berpotensi untuk mengalami morning sickness. Meskipun begitu, beberapa kondisi dibawah ini dapat meningkatkan potensi tersebut, diantaranya;
- Sebelum hamil, Anda pernah mengalami mual dan muntah dikarenakan sakit, migren, atau karena konsumsi pil KB.
- Anda pernah mengalami morning sickness pada kehamilan sebelumnya
- Anda mengharapkan hamil bayi kembar.
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Morning Sickness?
- Makan sedikit tapi sering
- Minum air 1/2 jam sebelum dan sesudah makan
- Minum sedikit tapi sering di siang hari untuk menghindari dehidrasi
- Lebih baik jika ada suami atau asisten rumah tangga untuk mendampingi dikala morning sickness, untuk memasak dan melakukan pekerjaan rumah agar Anda tidak terlalu kelelahan
- Banyak istirahat dan tidur siang cukup
- Hindari tempat-tempat yang hangat-panas karena dapat meningkatkan rasa mual
- Minum jus lemon atau jahe untuk menghilangkan mual
- Jangan lupa berolahraga ringan
Apa yang Jangan Dilakukan Ketika Morning Sickness?
- Jangan tiduran setelah makan
- Jangan terlewat jam makan
- Jangan makan atau ngemil makanan yang pedas
Kapan Anda Harus Datang Ke Dokter?
- Jika Anda mengalami mual muntah dengan intensitas dan frekuensi yang tinggi, sehingga menyebabkan dehidrasi dan makanan tidak bisa masuk ke dalam tubuh
- Jika muntah disertai dengan rasa nyeri atau demam
- Jika mual muntah masih dialami hingga trimester kedua (setelah 12 minggu kehamilan)
Referensi
- American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) Committee on Practice Bulletins — Obstetrics. ACOG Practice Bulletin No. 189: Nausea and vomiting of pregnancy. Obstetrics & Gynecology, 2018;131:e15.
- Frequently asked questions. Pregnancy FAQ126. Morning sickness: Nausea and vomiting of pregnancy. American College of Obstetricians and Gynecologists. https://www.acog.org/Patients/FAQs/Morning-Sickness-Nausea-and-Vomiting-of-Pregnancy. Accessed July 9, 2018.
- Boeling RC, et al. Interventions for treating hyperemesis gravidarum. Cochrane Database of Systematic Reviews. http://www.thecochranelibrary.com. Accessed July 9, 2018.
- Refruezo JS, et al. Clinical features and evaluation of nausea and vomiting of pregnancy. https://www.uptodate.com/contents/search. Accessed Aug. 19, 2018.
- AskMayoExpert. Nausea and vomiting in pregnancy. Rochester, Minn.: Mayo Foundation for Medical Education and Research; 2018.
- Vitamin B-6. Office of Dietary Supplements. https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminB6-HealthProfessional/. Accessed July 9, 2018.
- Smith JA, et al. Treatment and outcomes of nausea and vomiting of pregnancy. https://www.uptodate.com/contents/search. Accessed Aug. 19, 2018.
- Natural medicines used during pregnancy and lactation. Natural Medicines. https://naturalmedicines.therapeuticresearch.com. Accessed Aug. 19, 2018.
- Adlan AS, et al. Acupressure as adjuvant treatment for the inpatient management of nausea and vomiting in early pregnancy: A double-blind randomized controlled trial. The Journal of Obstetrics and Gynaecology Research. 2017;43:662.
- American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) Committee on Obstetric Practice. Committee Opinion No. 722: Marijuana use during pregnancy and lactation. Obstetrics & Gynecology. 2017;130:931.
- Butler Tobah YS (expert opinion). Mayo Clinic, Rochester, Minn. Aug. 24, 2018.
- Galli JA, et al. Cannabinoid hyperemesis syndrome. Current Drug Abuse Review. 2011;4:241.
2 Comments
makasih kak informasinya…
mampir ke blog ana juga yaa
berat banget ya perjuangan seorang ibu apalagi masa kehamilan awal yang apa-apa gak enak.