Latihan soal Uji Kompetensi perawat (ners) lengkap dengan kunci jawaban dan pembahasan data fokus pengkajian dan data fokus masalah kasus yang sering keluar di Uji Kompetensi.
Materi latihan soal Uji Kompetensi terdiri dari:
- Keperawatan Anak (10 soal)
- Keperawatan Medikal Bedah (30 soal)
- Manajemen Keperawatan (10 soal)
- Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis (10 soal)
Latihan Soal Uji Kompetensi Perawat (Ners)
Keperawatan Anak (10 Soal)
Soal 1. Seorang anak (3 tahun) dibawa ke Puskesmas dengan keluhan; anak rewel, BAB cair dengan frekuensi 4x/24 jam, mual muntah, sakit perut dan mata cekung. Hasil pengkajian: suhu 37,5 C, frekuensi nafas 32x/menit, frekuensi nadi 98x/menit dan BB 12 kg.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada anak tersebut?
- Defisit Nutrisi
- Nyeri Akut
- Diare
- Inkontensia Fekal
- Kekurangan Volume Cairan
Jawaban dan Pembahasan
Jawaban: C. Diare
Data fokus masalah: BAB cair dengan frekuensi 4x/24 jam. Masalah keperawatan prioritas yang tepat pada kasus diatas adalah Diare, yang didefinisikan sebagai pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk (SDKI, 2016). BAB cair dengan frekuensi 4x/24 jam merupakan gejala mayor dari diagnosis diare, sedangkan nyeri perut merupakan gejala minor dari diagnosis diare. Berdasarkan MTBS 2015, anak dengan gejala diare, rewel dan mata cekung diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi ringan/sedang.
Soal 2. Seorang bayi (6 hari) dirawat di Rumah sakit dengan Hiperbilirubinemia. Hasil pengkajian: bayi menolak menyusu, kulit dan sklera tampak kuning, kulit teraba dingin, suhu tubuh 36,5 C, frekuensi nafas 37x/menit, frekuensi nadi 116x/menit, kadar bilirubin >5 mg/dl. BB 2200 gram dan TB 42 cm.
Apakah masalah keperawatan yang tepat?
- Menyusui tidak efektif
- Ikterik Neonatus
- Resiko Infeksi
- Defisit Nutrisi
- Hipotermia
Jawaban dan Pembahasan
Jawaban: C. Ikterik Neonatus
Data fokus masalah: bayi usia 6 hari, kulit dan sklera tampak kuning, kadar bilirubin >5 mg/dl. BB 2200 gram, TB 42 cm. Ikterik Naonatus didefinisikan sebagai suatu keadaan kulit dan membran mukosa neonatus yang menguning setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tidak terkonjungasi masuk kedalam sirkulasi, yang didukung dengan data; profil darah abnormal (hemolisis, bilirubin serum total >2 mg/dl), membran mukosa kuning, kulit kuning, sklera kuning (SDKI, 2016)
Soal 3. Seorang anak (5 tahun) dirawat di Rumah Sakit dengan diagnosis AML (Acute Myeloid Leukemia). Hasil pengkajian; anak lesu, respon sosial lambat, kontak mata terbatas, berpakaian dibantu, suka mencoret-coret dan belum mampu berhitung.
Apakah masalah keperawatan yang tepat?
- Gangguan Tumbuh Kembang
- Risiko Gangguan Perkembangan
- Risiko Gangguan Pertumbuhan
- Risiko Gangguan Perlekatan
- Gangguan Interaksi Sosial
Jawaban dan Pembahasan
Jawaban: A. Gangguan Tumbuh Kembang
Data fokus masalah: anak lesu, respon sosial lambat, kontak mata terbatas, berpakaian dibantu, suka mencoret-coret dan belum mampu berhitung. Gangguan tumbuh kembang didefinisikan sebagai kondisi individu mengalami gangguan kemampuan bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kelompok usianya (SDKI, 2016)
Soal 4. Seorang anak (2 tahun) masuk IGD dengan keluhan; demam tinggi, mual muntah, tidak mau makan, badan lemah dan diare dengan frekuensi 2x/24 jam. Hasil pengkajian: suhu tubuh anak 39,2 C, kulit teraba hangat, frekuensi nafas 30x/menit dan frkuensi nadi 102x/menit.
Apakah masalah keperawatan yang tepat?
- Diare
- Defisit Nutrisi
- Mual
- Hipertermi
- Intoleransi Aktifitas
Jawaban dan Pembahasan
Jawaban: D. Hipertermi
Data fokus masalah: suhu 39,2 C dan kulit teraba hangat. Hipertermia didefinisikan sebagai suatu keadaan suhu tubuh meningkat diatas rentang normal (SDKI, 2016). Menurut Depkes suhu normal adalah 36,5 – 37,5 C. Suhu tubuh diatas normal merupakan gejala mayor dari diagnosis hipertermi, sedangkan kulit teraba hangat merupakan gejala minor dari diagnosis hipertermi.
Soal 5. Seorang bayi (3 hari) dirawat di Rumah Sakit dengan BBLR. Hasil pengkajian: ibu mengatakan bayi rewel dan menangis saat disusui, ASI keluar sedikit, nyeri pada puting dan ibu merasa kelelahan. Frekuensi BAK bayi 5x/24 jam.
Apakah masalah keperawatan yang tepat?
- Defisit Nutrisi
- Nyeri Akut
- Risiko Cidera pada Ibu
- Risiko Cidera pada Janin
- Menyusui Tidak Efektif
Jawaban dan Pembahasan
Jawaban: E. Menyusui Tidak Efektif
Data fokus masalah: bayi rewel dan menangis saat disusui, ASI keluar sedikit, nyeri pada puting dan ibu merasa kelelahan., frekuensi BAK bayi 5x/24 jam. Menyusui tidak efektif didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui, yang didukung dengan data; kelelahan maternal, bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 jam, nyeri dan/ atau lecet terus menerus setelah minggu kedua (SDKI, 2016)
Soal 6. Seorang bayi (2 bulan) dibawa oleh ibunya ke Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi. Sebelumnya bayi sudah mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1.
Apakah jenis imunisasi yang harus didapatkan bayi saat ini?
- Campak
- DPT-HB-Hib 1, Polio 2
- DPT-HB-Hib 2, Polio 3
- DPT-HB-Hib 3, Polio 4
- HB 0
Jawaban dan Pembahasan
Jawaban: B. DPT-HB-Hib 1, Polio 2
Data fokus pengkajian: bayi usia 2 bulan dibawa ke Puskesmas untuk imunisasi, sebelumnya sudah mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1. Berdasarkan kasus diatas, imunisasi yang harus didapatkan bayi saat ini adalah DPT-HB-Hib 1, Polio 2)
Soal 7. Seorang anak (3 tahun) dibawa ke Puskesmas dengan keluhan mencret dengan frekuensi 5x/24 jam sejak 2 hari yang lalu. Hasil pengkajian; anak letargi, mata cekung, CRT >2 detik, anak tidak mau minum. Frekuensi nadi 110x/menit, suhu 38,2 C dan frekuensi nafas 30x/menit.
Apakah intervensi masalah yang tepat sesuai MTBS?
- Disentri
- Diare Persisten
- Diare tanpa Dehidrasi
- Diare Dehidrasi Ringan
- Diare Dehidrasi Berat
Jawaban dan Pembahasan
Jawaban: E. Diare Dehidrasi Berat
Data fokus masalah: anak dibawa ke Puskesmas, keluhan mencret dengan frekuensi 5x/24 jam sejak 2 hari lalu, anak letargi, mata cekung, CRT >2 detik, anak tidak mau minum. Frekuensi nadi 110x/menit, suhu 378,2 C dan frekuensi nafas 30x/menit. Berdasarkan data diatas, interpretasi masalah anak sesuai MTBS adalah diare dehidrasi berat.
Soal 8. Seorang perawat sedang melakukan pemeriksaan DDST kepada anak perempuan usia 4 tahun. Perawat meminta anak untuk berlari dan berjalan menaiki tangga.
Apakah jenis keterampilan yang sedah diuji oleh perawat?
- Personal/Sosial
- Motorik Halus
- Motorik Kasar
- Bahasa
- Kognitif
Jawaban dan Pembahasan
Jawaban: C. Motorik Kasar
Data fokus pengkajian: anak diminta untuk berlari dan berjalan menaiki tangga. Berdasarkan data pada situasi diatas, perawat sedang melakukan uji keterampilan motorik kasar pada anak. Motorik kasar merupakan salah satu metode denver yang menilai duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar.
Soal 9. Seorang perempuan inpartu, baru saja melahirkan seorang bayi laku-laki 1 menit lalu secara spontan. Hasil pengkajian; bayi menangis lemah, warna kulit kemerahan tapi ekstremitas biru dan frekuensi nadi 103x/menit. Pernafasan lemah dan irama nafas tidak teratur serta gerakan tonus otot lemah.
Apakah interpretasi skor APGAR pada bayi tersebut?
- Asfiksia Sedang
- Asfiksia Berat
- Normal
- Sianosis
- Gagal Nafas
Jawaban dan Pembahasan
Jawaban: A. Asfiksia Sedang
Data fokus masalah: APGAR Score adalah metode penilaian yang digunakan setelah bayi baru lahir sampai lima menit setelah lahir. Untuk mendapatkan nilai APGAR tersebut, diperlukan perhitungan saat melakukan penilaian. Menangis lemah nilai skor 1, warna kulit kemerahan ekstremitas biru nilai skor 1, nadi teraba 103x/menit nilai skor 2. Pernapasan lemah dan irama napas tidak teratur nilai skor 1 serta gerakan tonus otot lemah nilai skor 1. Maka nilai APGAR pada bayi 6, jika skor 6 bayi diklasifikasikan asfiksia sedang.
Soal 10. Seorang anak perempuan (2 tahun) dirawat dengan diagnosis tuberculosis. Hasil pengkajian; anak rewel, tampak sangat kurus, tidak mau menyusu, sianosis pada ekstremitas dan edema pada kedua kaki. Suhu 36 C, frekuensi napas 34x/menit, frekuensi nadi 90x/menit. Grafik BB/PB : <-3 SD dan LILA <11,5 cm.
Apakah klasifikasi status gizi pada anak tersebut?
- Gizi Baik
- Gizi Kurang
- Gizi Buruk tanpa Komplikasi
- Gizi Buruk dengan Komplikasi
- Obesitas
Jawaban dan Pembahasan
Jawaban: D. Gizi Buruk dengan Komplikasi
Data fokus masalah: anak tampak sangat kurus, tidak mau menyusu, sianosis pada ekstremitas dan edema pada kedua kaki. Suhu 36 C, frekuensi napas 34x/menit, frekuensi nadi 90x/menit. Berdasarkan data pada kasus, anak diklasifikasikan dalam status gizi buruk dengan komplikasi. Menurut (MTBS, 2015) gizi buruk dengan komplikasi pada anak ditandai dengan BB/PB: Grafik BB/PB: kurang -3 SD, LILA kurang 11,5 cm. Gizi buruk dengan komplikasi juga ditandai dengan adanya gejala anak tampak sangat kurus, edema pada kedua kaki dan terdapat tanda bahaya umum seperti menolak menyusu, dan sianosis pada ekstremitas.
2 Comments
Terimakasih kaka sudah melatih kami mengerjakan soal soal ukom doakan saya lulus ukom amin😇
Aamiin, kompeten 100% perawat Indonesia 🤲