Dalam pemeriksaan laboratorium untuk sepsis, ada banyak pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan. Pemeriksaan juga harus dilakukan dengan cepat dan tepat karena ketika terjadi sepsis, maka waktu adalah acuan yang sangat penting. Semakin cepat semakin baik.
Juga, ketika sepsis, antibiotik harus diberikan setelah pemeriksaan kultur didapatkan. Prinsip “The Golden Hour” penanganan sepsis : Antibiotik harus mulai diberikan dalam 1 jam pertama sejak kejadian, yang artinya pemeriksaan laboratorium harus diiniasiasi dengan CEPAT.
- Pemeriksaan CMP dengan Anion Gap – Untuk memeriksa gangguan elektrolit sehingga dapat menginisiasi terapi penggantian cairan serta menilai fungsi ginjal.
- Anion Gap adalah perbedaan antara kation primer (Na+, K+) dan anion primer (Cl- dan HCO3-) serta untuk evaluasi asidosis metabolik.
- Normalnya adalah 6 – 18 mmol/Laboratorium
- Magnesium, Fosfat – Bukan bagian dari pemeriksaan CMP namun pemeriksaan elektrolit untuk mengidentifikasi ketidakseimbangan. Tujuannya sebagai koreksi keseimbangan elektrolit.
- Anion Gap adalah perbedaan antara kation primer (Na+, K+) dan anion primer (Cl- dan HCO3-) serta untuk evaluasi asidosis metabolik.
- Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC) dengan diferensiasi
- Hasil WBC mungkin akan sangat tinggi atau sangat rendah
- Normal Platelet – 150,000 – 450,000, mungkin tinggi atau rendah.
- H/H mungkin rendah dan harus dilakukan transfusi jika HgB kurang dari 10 untuk memberikan oksigen se-adekuat mungkin ke jaringan
- Analisa Gas Darah (ABG) – Untuk mengevaluasi tingkat kompromi dan keparahan asidosis metabolik. Hasil ABG memungkinkan untuk mengevaluasi perawatan dan menyesuaikan perawatan sesuai kebutuhan.
- pH 7.35 – 7.45 : Berikan bikarbonat untuk mendapatkan pH diatas 7.27
- SvCO2 (Superior Vena Vaca Oksigen) : Lebih dari 70.
- PT/INR,PTT – Perdarahan yang terjadi mungkin akan berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan koagulasi untuk evaluasi perawatan dan tindakan.
- Normal PT (Prothrombine Time) : 11 – 13
- Normal PTT (Partial Tromboplastin Time) bukan pada terapi antikoagulan : 25 – 35 detik
- Normal PTT (Partial Tromboplastin Time) pada terapi : Dua kali lipat dari PTT bukan terapi, tergantung dari alasan terapi yag diberikan.
- Normal INR bukan pada terapi antikoagulan : 0.8 – 1.2
- Normal INR pada terapi : umumnya berkisar antara 2-3, tergantung dari alasan terapi yang diberikan.
- Pemeriksaan CK Isoenzym /Troponin – Bahkan tanpa gejala ACS, sekitar 85% pasien sepsis akan memiliki ECM (Elevated Cardiac Marker)
- Normal CK : 55 – 170 unit/L
- Normal Troponin : < 150 mg/dL
- Pemeriksaan Asam Laktat (Vena atau Arteri) – Untuk mengetahui tingkat adekuat oksigenasi jaringan. Pada dasarnya, ketidakadekuatan oksigen menuju ke jaringan dikarenakan adanya peningkatan asam laktat. Semakin tinggi nilainya, maka semakin buruk tingkat oksigenasinya.
- Normal Asam Laktat : 0.3 – 2.6 mmol/L
- Lakukan pemeriksaan ini secara teratur umumnya setiap 3 jam untuk mengevaluasi efektivitas perawatan dan terapi.
- Pemeriksaan Kultur Darah 2 set – Untuk mengidentifikasi sumber infeksi, lakukan kultur sebelum pemberian antibiotik.
- Pemeriksaan Urine (UA) – Untuk mengidentifikasi sumber infeksi, lakukan kultur sebelum pemberian antibiotik.
- Pemeriksaan Kultur Sputum – Untuk mengidentifikasi sumber infeksi, lakukan kultur sebelum pemberian antibiotik.
- Pemeriksaan Kultur Luka, jika terdapat luka – Untuk mengidentifikasi sumber infeksi, lakukan kultur sebelum pemberian antibiotik.
Kesimpulan : Pemeriksaan laboratorium sepsis meliputi : CMP dengan Anion Gap, Magnesium, Fosfat, CBC dengan differensiasi, ABG, PT/INR, PTT, CK Isoenzym, Troponin, Asam Laktat, Kultur Darah 2 set, UA, Kultur Sputum dan Kultur Luka jika terdapat luka.