Bounce rate sebenarnya adalah sesuatu yang cukup rumit untuk diukur, dibicarakan, bahkan di optimasi. Alasannya simple saja, karena terdapat 2 macam istilah yang harus dibicarakan …
Bounce rate yang baik dan yang buruk serta bounce yang baik dan yang buruk
Bedanya apa?
Bounce rate adalah persentasi keseluruhan dari semua bounce yang terjadi. Sedangkan bounce sendiri adalah interaksi tunggal yang dilakukan pengunjung.
Semakin tinggi bounce rate, semakin buruk performa situs. Semakin rendah bounce rate, semakin baik performa situs. Setidaknya, itulah yang dikatakan oleh para pakar SEO.
Tentunya, banyak sekali blogger yang berkeinginan untuk menurunkan bounce rate, namun seringkali mengabaikan kualitas dari bounce nya sendiri.
Kenapa?
Karena ya mereka terlalu terfokus dengan bounce rate. Padahal, bounce rate tidak menjamin kualitas dari suatu situs.
Ada yang mempunyai bounce rate tinggi, tapi bounce nya baik. Ada yang yang mempunyai bounce rate rendah, tapi kualitas bounce nya buruk.
Pusing? Bingung?
Namun tidak usah khawatir, karena disini, kita akan kupas secara tuntas mengenai bounce rate. Dari A sampai Z sehingga teman-teman minimal bisa mengerti dulu mengenai apa itu bounce rate, dan bagaimana pengaruhnya terhadap sebuah blog.
Apa itu Bounce Rate?
Jika menilik dari definisi yang dikemukakan google, bounce rate adalah persentasi dari berapa banyak pengunjung yang hanya mengunjungi satu halaman blog.
Atau dalam bahasa saya ;
Bounce Rate adalah persentasi dari jumlah pengunjung yang hanya membaca satu artikel saja dalam blog tanpa membuka artikel-artikel lainnya.
Bagaimana cara melihat bounce rate?
Salah satu yang paling akurat adalah melalui Google Analytic. Atau jika teman-teman belum mengaitkan situs dengan Google Analytic, teman-teman bisa mengeceknya melalui Alexa Site Info.
Bounce Rate yang baik dan yang Buruk
Bounce rate seringkali dijadikan sebagai indikator performa sebuah situs oleh para pakar SEO – apakah para pengunjung membaca artikel situs tersebut dan lalu meninggalkannya untuk mencari artikel lain di mesin pencari? Atau meng-klik tautan mengenai artikel lainnya dalam situs tersebut?
Jadi, semisal ketika teman-teman membaca artikel ini, setelah memberikan komentar,teman-teman langsung meninggalkannya. Maka itu dihitung sebagai bounce rate.
Tidak peduli apakah pengunjung menghabiskan 5, 10, atau 15 menit untuk membaca artikel tersebut, jika mereka tidak meng-klik halaman lainnya, maka Google Analytic akan menganggap itu adalah sebuah bounce.
Terlepas dari hal tersebut, sejatinya, bounce rate hanya menunjukan kepada kita bahwa kita tidak cukup baik dalam merangsang pengunjung untuk mengunjungi halaman lainnya dalam situs kita.
Untuk mengatasi hal ini, saya telah menulis tentang bagaimana cara menggunakan teknik momentum untuk merangsang pengunjung meng-klik artikel lainnya sehingga hal tersebut dapat menurunkan tingkat bounce rate dari situs kita.
Silahkan baca ini : Cara Menurunkan Bounce Rate dengan Teknik Momentum
Oke balik lagi. Masalahnya adalah, banyak sekali hal yang dapat menyebabkan bounce ini meningkat, tentunya faktor utama dari meningkatnya bounce rate adalah perilaku pengunjung dan artikel itu sendiri, semisal ;
- Seorang pengunjung mencari tentang sebuah jawaban dari pertanyaan. Lalu mereka menemukan artikel teman-teman. Ketika mereka membaca dan puas dengan jawaban yang diberikan, 80% dari mereka akan langsung menutup halaman artikel tersebut.
- Seorang pengunjung mencari potongan informasi yang dibutuhkannya dan situs teman-teman kebetulan mempunyai informasi tersebut. Mereka mengunjungi situs tersebut, copy-paste informasi yang diberikan, lalu menutup situs teman-teman.
- Atau mungkin, teman-teman blogger kita sedang blogwalking. Listnya lumayan banyak, sehingga mau tidak mau setelah membaca artikel teman-teman, meninggalkan komentar, lalu menutup situs dan membuka list blogwalking lainnya.
Ketiga skenario tersebut seringkali terjadi. Bahkan mungkin sekitar 50% bounce rate yang terjadi karena ketiga skenario tersebut.
Bagaimanapun teman-teman mencoba untuk menurunkan bounce rate, selama ketiga skenario tersebut tidak diminimalisir, bounce rate teman-teman tidak akan pernah menurun secara signifikan.
Lantas bagaimana cara meminimalisir ketiga skenario tersebut?
Untungnya, saya juga telah menulis mengenai hal tersebut dan teman-teman bisa membacanya disini : Cara Menurunkan Bounce Rate dengan Menulis Artikel Jangkar (Belum di publish, so stay tune ya!)
Sehingga, bisa dikatakan, semakin banyak artikel yang dikunjungi oleh satu pengunjung, semakin baik bounce rate yang dihasilkan, dan tentunya akan semakin rendah pula bounce rate yang dimiliki situs tersebut.
Kebalikannya, semakin sedikit artikel yang dikunjungi oleh satu pengunjung, semakin buruk bounce rate yang dihasilkan, dan tentunya semakin tinggi pula bounce rate dari situs tersebut.
Yang kedua adalah :
Bounce yang Baik dan yang Buruk
Untuk lebih memahaminya, mari kita gunakan skenario kembali.
- Seorang pengunjung mencari tentang pengertian bounce rate. Lalu kemudian mereka menemukan artikel ini. Mereka membaca, memberikan komentar, lalu pergi tanpa mengunjungi artikel lainnya yang ada di situs ini.
- Seorang pengunjung mencari tentang potongan informasi mengenai cara mudah hack diamond mobile legend. Kemudian mereka menemukan sebuah situs yang nangkring di peringkat atas hasil pencarian. Di klik halaman tersebut, tapi kemudian yang mereka temukan bukanlah informasi yang mereka inginkan. Akhirnya, mereka meninggalkan situs tersebut.
Pertanyaan saya, manakah bounce yang baik dan yang buruk dari kedua skenario diatas?
Yap! Skenario pertama merupakan sebuah bounce yang baik. Karena, balik lagi kepada esensi dari ngbelog itu sendiri : to share useful information. Dan kepuasan pengunjung adalah prioritas.
Apa yang ingin saya sampaikan melalui artikel ini adalah bahwa, jangan selalu terfokus kepada menurunkan bounce rate dengan mengesampingkan kualitas bounce nya sendiri.
Memang bagus untuk mempunyai bounce rate yang rendah, namun lebih bagus lagi jika bounce yang dihasilkan juga berkualitas (dalam artian pengunjung merasa puas setelah membaca artikel kita).
Setuju?
Oke pertanyaan terakhir agar teman-teman tidak penasaran ;
Cara Meningkatkan kualitas Bounce dan Bounce Rate?
1. Gunakan pagination yang cerdas
Pernah melihat situs yang membuat paginasi artikel dengan slideshow? Mereka mengkonversi 1 artikel menjadi 22 halaman slide dengan masing-masing slide terdiri dari 1-2 paragraf saja.
Yap. Itu adalah cara yang cukup “curang” untuk menurunkan bounce rate. Namun tetap saja, itu mengganggu pengalaman pengunjung, apalagi jika terdapat iklan dimana-mana. Sebagai contoh paginasi yang cerdas, teman-teman bisa meniru gaya paginasi dari Forbes.
2. Gunakan teknik internal link building
Jika teman-teman sudah bosen dengan teknik internal link yang begitu-begitu saja, ada baiknya teman-teman membaca teknik internal link building jaman now yang kekinian dari saya berikut ini : Teknik Momentum dalam Membangun Internal Link
3. Buatlah situs yang fast-loading
Karena faktanya, 40% pengunjung akan meninggalkan blog dengan loading lebih dari 3 detik. Bahkan mungkin mereka tidak pernah membaca artikel yang sedang di loading tersebut.
Untuk panduan tentang cara mempercepat loading blog, teman-teman bisa membaca artikel berikut ini : Cara Ampuh mempercepat Loading Blog
4. Perkuat Rangsangan Interaksi
Seperti yang sudah saya bahas, bahwa gunakanlah teknik momentum untuk memancing rasa penasaran pengunjung sehingga mereka mau meng-klik halaman lainnya setelah membaca suatu halaman.
5. Buatlah eksternal link dibuka di tab yang baru
Salah satu alasan kenapa terjadi bounce adalah karena kekhawatiran pengunjung. Terkadang, karena sedang asyik membaca, mereka malas untuk meng-klik tautan yang ada dalam artikel karena takut jika mereka meng-klik tautan tersebut, maka artikel yang mereka baca akan tertutup oleh artikel dari tautan yang barusan mereka klik.
Jadi, pastikan tautan eksternal yang teman-teman gunakan terbuka dalam tab atau window yang baru. Sehingga artikel yang sedang dibaca pengunjung tidak tertimpa artikel baru.
Selesai!
Bagaimana? Cukup mudah dimengerti atau masih belum faham? Mari gunakan kolom komentar dibawah untuk berdiskus, oke?
Thanks for reading. Keep Writing and Stay Awesome!
16 Comments
Nahh itu dia mas, apa yang membuat pengunjung betah di dalam blog, terkadang pula ada yang hanya liat langsung pergi, apakah template atau bagaimana juga itu masih menjadi misteri
Kepalamu nyut2an mastah.. Dududu, apalah aku yg nggak ngerti bounce rate. Selama ini ngblog cm buat hobi aja nggak mkirin performa blog, daaan skrg sepertinya harus mulai dipikirin nih, hhhh
bener banget, kalo mau bounce rate yang rendah harus ada content yang engaging + internal link. kalo males bisa pake linkwithin atau plugin related article hahahaaha terus thumbnail tiap post harus lucuuuu biar orang tergelitik pengen ngeklik
ulasan bounce ratenya detail, ada solusinya juga buat yg berlebih bounce rate
mas Nugraha… mantap ulasan bounce ratenya…matur nuhun
Sama-sama mbak,oh ya, jawaban dari pertanyaannya beberapa waktu lalu mengenai cara menurunkan bounce rate sudah saya jawab ya dalam artikel yang berjudul cara menurunkan bounce rate dengan teknik momentum. Semoga bermanfaat ^-^
sayabaru maufokus jugauntuk memperbaiki bounce rate saya bang
Sedang blogwalking sehingga hanya membutuhkan artikel yang terbaru.
Ngeblog saja ilmunya banyak ada bounce rate, seo dll
Nyimak aja deh, sudah banyak yang mengulas ini.
Kalo buat saya pribadi sih..
Ikutin minat dan bakat aja. Mengalir dengan jernih ga terfokus sama sesuatu yang bikin bingung.
Saya percaya dalam dunia teknologi/IT atau bla bla.. belum ngusai ilmu ini,eh muncul ilmu ilmu yang Laen..
Kontent yang berkualitas mang tuntutan.
Kembali lagi buat sang pengunjung,bisa aja kontent yang kita anggap berkualitas di bilang sebaliknya.
Hehehehe
terimakasih ilmunya yang bermanfaat sekaligus bikin saya pusing wkwkwk.
ternyata memelihara dan merawat situs cukup repot jg.
selama ini saya cuma nuli dan tidak melihat rating atau bounce rate. dan setelah baca ini saya jadi semakin kepo.
Ilmunya bermanfaat sekali mas, tapi saya masih belum paham hehehe
perlu pendalaman lagi sepertinya
Semakin saya belajar tentang blogging semakin saya merasa banyak ketidaktahuannya. Tapi mas fauzi ini menjelaskannya bisa mudah dimengerti bahasanya. Tapi karena istilah2nya baru jadi harus pelan2 belajarnya
Ada lagi yang kayak beginian ya Allah :')
Blogging gak semudah itu! (yang pingin maksimal lah ya)
Sebelumnya, bunch thanks untuk informasi yang dibagikan di sini. Istilah-istilah itu pernah dengar, tapi sambil lalu aja.
Dan ternyataa…..so many aspects and factors that should be taken care about blogging (secara teknis), dan masiih perlu belajar lagi. Beda mah kalau masalah kreatif, itu objektif.
Buanyak juga ya yang harus diperhatikan wkwkwkwk, smpe pusing sendiri hahaha
Terus terang malah saya nggak pernah masuk Google Analytics lagi.. hahahaha.. jadi nggak tahu berapa bounce rate.
Nemu artikel ini juga karena jalan-jalan ke blog tetangga saja jadi mampir kesini