Artinya, untuk membuat Asuhan Keperawatan yang berkualitas maka Anda harus bisa mengoptimalisasi proses keperawatannya.
Optimalisasi proses keperawatan bertujuan agar pelayanan keperawatan yang Anda berikan melalui Asuhan Keperawatan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelayanan kesehatan dan pengguna layanan kesehatan. Dan benar-benar yang memiliki kualitas terbaik.
Oleh karena itu, kuncinya ada 2: relevansi dan kualitas.
Tanpa memenuhi keduanya, mustahil Anda bisa melakukan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien.
Dalam artikel ini yang merupakan bab kedua dari seri Panduan Asuhan Keperawatan, kita akan mempelajari mengenai proses keperawatan yang relevan dan berkualitas beserta penerapannya dalam pembuatan Asuhan Keperawatan agar bisa optimal.
Pengertian Proses Keperawatan
Menurut Ali (1997)
Proses Keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah), Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan keperawatan (Evaluasi).
Menurut Iyer et al, 1996
Proses keperawatan adalah suatu metoda di mana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu, tehnik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien / keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan : pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Hidayat, 2004
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pasa klien, berorentasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Proses Keperawatan adalah seluruh rangkaian metode yang dilakukan secara sistematis dan komprehensif oleh perawat untuk mengkaji respons manusia terhadap masalah-masalah kesehatan yang dimulai dari Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi dengan beradasarkan kepada kiat dan ilmu keperawatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar pasien dan memperbaiki atau memelihara derajat kesehatan yang optimal.
Tujuan dan Fungsi Proses Keperawatan
Sesuai uraian diatas bahwa proses keperawatan dilakukan untuk mengkaji respons manusia terhadap masalah-masalah kesehatan, maka penerapan proses keperawatan sejatinya tidak hanya demi kepentingan klien semata, tetapi juga demi profesi keperawatan.
Karenanya, tujuan dan fungsi proses keperawatan adalah untuk:
- Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
- Memberikan ciri profesionalisme melalui pendekatan pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien.
- Mempraktikan metode pemecahan masalah dalam praktik keperawatan dengan menggunakan standar praktik keperawatan dengan metode yang baku, rasional dan sistematis sehingga mencapai hasil asuhan keperawatan yang efektif.
- Memberi kebebasan kepada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya.
- Mempertahankan kesehatan klien dan mencegah sakit yang lebih parah atau penyebaran penyakit.
- Membantu pemulihan kondisi klien setelah sakit.
- Mengembalikan fungsi maksimal tubuh.
- Membantu klien untuk meninggal dengan damai dan tenang.
Tahapan Proses Keperawatan
Sebagai sebuah metode ilmiah, proses keperawatan terdiri atas serangkaian langkah atau tahap-tahap tertentu yang terdiri dari 5 tahap yang harus dilakukan, yaitu:
- Pengkajian
- Perumusan Diagnosis
- Perencanaan Tindakan (Intervensi)
- Implementasi
- Evaluasi
Nah ke 5 tahap tersebut saling berkaitan satu sama lain dan membentuk sebuah siklus yang disebut siklus proses keperawatan yang dimulai ketika pasien masuk ke lembaga perawatan kesehatan.
- Tahap pertama, perawat melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data klien.
- Dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu mengidentifikasi masalah atau penetapan diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan masalah klien.
- Pada tahap ketiga, perawat dan klien bekerjasama untuk merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan pada diagnosa keperawatan yang sebelumnya telah ditetapkan.
- Selanjutnya, pada tahap keempat, rencana tersebut dilakukan atau diimplementasikan oleh perawat kepada klien. Dan tahap terakhir, perawat dan klien mengevaluasi apakah tindakan yang telah dilakukan telah mencapai kriteria hasil yang diharapkan, dan masalah teratasi.
Jika kesehatan klien telah pulih dan masalah teratasi, klien keluar dari siklus. Namun jika kriteria hasil belum dicapai, maka klien kembali memasuki siklus.
Semua elemen proses tersebut satu sama lain saling berhubungan. Tidak bisa dilakukan secara acak atau hanya satu elemen saja. Karenanya, demi memastikan proses keperawatan yang berkualitas, diperlukan sebuah optimalisasi yang meliputi kesemua elemen tersebut.
Konsep Optimalisasi Proses Keperawatan
Dalam dunia keperawatan, konsep optimalisasi Proses Keperawatan adalah hal utama yang harus Anda pahami agar supaya asuhan keperawatan yang diberikan:
- Bermanfaat tinggi untuk klien
- Asuhan Keperawatan diterima, bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
- Merangsang partisipasi pasien dalam kemandirian perawatan (self care)
- Ada keberlanjutan asuhan
- Terhindar dari mal-praktik
Setelah membaca 5 poin diatas, Anda mungkin akan bertanya,
“Itu kan manfaat untuk klien, manfaat untuk perawatnya sendiri bagaimana?”
Setidaknya, ada 8 manfaat yang bisa Anda dapatkan dari optimalisasi Proses Keperawatan, yaitu:
- Peningkatan mutu pelayanan keperawatan
- Pengembangan keterampilan intelektual dan teknis bagi perawat
- Peningkatan citra keperawatan
- Peningkatan peran dan fungsi perawat
- Pengakuan otonomi keperawatan oleh profesi lain dan masyarakat
- Peningkatan rasa solidaritas
- Pemupukan rasa percaya diri dalam memberikan Asuhan Keperawatan
- Pengembangan ilmu dan kiat keperawatan
Dan tidak hanya itu, optimalisasi Proses Keperawatan juga akan memberi manfaat untuk instansi pelayanan kesehatan, diantaranya:
- Tingkat kepuasan pelanggan meningkat
- Tingkat kepuasan meningkat maka pelanggan juga akan meningkat
- Citra instansi pelayanan akan bertambah baik dimata masyarakat
Bayangkan kalau setiap tenaga keperawatan dapat melakukan Proses Keperawatan dengan optimal, apa yang akan terjadi?
Ya, kesemua poin manfaat tersebut diatas akan menjadi sebuah kenyataan dan sebagai penegasan akan peran dan fungsi perawat dalam tatanan pelayanan kesehatan sebagai bagian integral dan garda terdepan pelayanan.
Lantas bagaimana caranya? Inilah caranya:
Komponen Optimalisasi Proses Keperawatan
Optimalisasi Proses Keperawatan tidak bisa dilakukan setengah-setengah atau hanya komponen tertentu saja, melainkan harus mencakup keseluruhan komponen.
Ada 5 komponen yang harus kita optimalisasi yang akan kita bahas satu per satu dari setiap kategori berikut ini dalam bab-bab selanjutnya. Kelima komponen tersebut adalah :
- Efektifitas Pengkajian
- Penegakan Diagnosa
- Penentuan Prioritas dan Intervensi
- Optimasi Implementasi
- Penilaian Evaluasi
- Penilaian Kualitas Asuhan
Baca Bab Selanjutnya: Efektifitas Pengkajian Keperawatan
Referensi
- Asmadi. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi Medika.
- Boediono & Pertami. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi Medika.
- Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berpikir kritis. Jakarta: Salemba Medica.
- Hidayat, A. A. A. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : EGC
- Iyer, P W. And Camp, N.H. (2005). Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.
- Khozier, Barbara, dkk. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Salemba Medica.
- Maryam, Siti, dkk. (2008). Buku Ajar Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan. Jakarta : EGC.
- Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta : EGC.
- Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Singapore : Elseiver.
- Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC.
- Sari, M. (2019). Berpikir Kritis Dalam Pengambilan Keputusan. Osf.io.
- Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat yang: CIHÂ’HUY. Surakarta. Kekata Publisher.
- Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnosis). Terjemahan Monica Ester. Jakarta : EGC.
- Yulianingsih & Kodim. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta Timur : CV. Trans. Info Media.
1 Comment
Optimalisasi Proses Keperawatan terus semakin berkembang dan seiring waktu mengalami penyesuaian yang diharapkan makin mampu menjawab kebutuhan yang juga semakin berkembang.