Akhir-akhir ini, masifnya penyebaran Pandemi Covid-19 sudah berdampak pada berbagai sektor, baik sandang, pangan maupun papan. Tak terkecuali kebutuhan akan masker yang mana saat ini merupakan alat pelindung diri paling dasar dari Virus Covid-19.
Tulisan ini dibuat bukan untuk menggantikan masker medis, namun sebagai solusi sementara ditengah langkanya stok masker di Indonesia.
#1
Kenapa publik butuh masker?
Masker aslinya hanya buat yang sakit. Namun dengan minimnya test, kita tak tahu apakah orang di deket kita sakit, carrier virus atau tidak.
Bahkan kita sendiri pun tak tahu apakah sedang bawa virus atau tidak. Paling aman adalah memakai masker di luar rumah atau sedang bepergian.
#2
Negara-negara seperti Korea Selatan, Hongkong, China, Singapore, berhasil mengontrol penyebaran #COVID19, salah satunya karena penggunaan masker. Selain tentunya, test yang banyak.
Berbeda dengan Italia, publik Italia jarang pake masker (lihat video wakil Red Cross China yg melakukan penyemprotan di Itali), wabah gila-gilaan. Masif.
#3
Nah, masker sekarang langka banget. Masker bedah sebaiknya buat para tenaga kesehatan kita yang di front-line pertempuran lawan #COVID19.
Publik umum non medik? Kita cari cara lain. Kita bantu mereka dengan tidak menggunakan masker yg mereka butuhkan.
Next..
#4
Saya akan rangkum penelitian soal masker ini. Habis itu bagian terakhir, bagaimana kita bisa bikin sendiri.
Saya ambil referensi threat ini dari:
“What Are The Best Materials for Making DIY Masks?” : https://smartairfilters.com/en/blog/best-materials-make-diy-face-mask-virus/
#6
Mengenali musuh
Kita berhadapan dengan corona virus, yang 0.05 – 0.2 micron diameternya. Sejenis SARS virus. Ini perbandingannya.
#7
Kita test dulu dengan partikel yang agak besar, 1 micron.
Bahan yang kita coba:
- masker bedah (terbaik)
- filter vacum cleaner
- lap piring
- kaos katun campuran
- kaos katun 100%
- dst sampai sutra
Yang terbaik adalah masker bedah, bisa menahan 97% partikel. Sutra paling tidak bagus buat menyaring partikel dengan ukuran 1 micron.
#8
Kita test dengan partikel virus 0.02 micron.
Hasilnya, masker bedah bisa menahan 89% partikel virus. Filter sedot debu 86% (tapi anda tidak bisa bernafas). Lap piring ternyata cukup tinggi, 73%. Kain bantal 57%. Tshirt katun 51%.
#9
Bagaimana kalau kita double? Tak terlalu banyak bermanfaat, kenaikannya tidak besar. Berikut hasilnya jika di double :
#10
Mana yang nyaman untuk bernafas?
Kalau dibandingkan dengan masker bedah, ternyata tshirt katun, cover bantal itu paling enak. Sebaliknya, lap piring yang didobel paling susah untuk bernapas, mengalahkan filer vakum cleaner.
Rekomendasi
Jadi, dari testing di atas, antara efektifitas dan kenyamanan, para peneliti di Cambridge merekomendasikan kain yang biasa dipakai untuk cover bantal dan tshirt katun 100% sebagai bahan untuk membuat masker wajah.
#11
Kesimpulan:
Material terbaik untuk do it your self (DIY) adalah: – tshirt katun 100% – kain untuk cover bantal – atau bahan katun pada umumnya ini akan memfilter 50% dari partikel 0.2 mikron (ukuran corona virus).
#12
EFEKTIFITAS
Sekarang kita uji, seberapa efektif masker bikinan sendiri ini dalam menangkap partikel ukuran virus (0.02 – 1 micron). Penelitian dilakukan oleh lembaga lain, dari Belanda.
Hasilnya, masker dari lap teh berhasil menangkap 60% dari partikel sub-mikron. Ini sudah sangat membantu dibandingkan dengan tidak pakai sama sekali. Namun yang terbaik tetap dari masker bedah (78.6%) dan N95 (98.8%).
#13
Berapa lama boleh dipakai dan harus ganti untuk masker buatan sendiri?
Setelah 3 jam digunakan, biasanya berkeringat. Untuk masker bedah dan N95, tidak ada bedanya. Namun untuk masker lap piring, efektivitasnya naik 5.8% (dari 63% ke 68.8%). Sedikit lebih baik.
#14
Untuk anak-anak bagaimana?
Ternyata masker bikinan sendiri kurang efektif pada anak (51.9%) dibanding pada dewasa (60%).
Berikut Contoh Model Masker DIY/Homemade :
Pola-nya bisa di download melalui link ini : Download Pola Masker Nerslicious
#15
KESIMPULAN EFEKTIVITAS
Masker buatan sendiri dari katun atau lap piring 1 lapis, bisa meredam masuknya partikel mikron sebanyak 50% – 60%. Kalau di double, efektivitas katun naik jadi 71% menurut Cambridge. Kalau dipakai lama efektivitas tidak banyak berubah.
Melihat data di atas, perlu diingat bahwa masker katun bikinan sendiri:
- cukup efektif (60 sd 71%) drpd tdk sama sekali.
- ada kemungkinan 40 sd 30% partikel yg lolos.
- bisa digunakan sebagai solusi kelangkaan masker.
- masker bedah dan N95 paling bagus, tapi please mari prioritaskan untuk nakes saja. Setidaknya disaat seperti ini dimana masker bedah dan N95 langka, mahal sekali.
Masker ini hanya alternatif, bukan alasan kita untuk bebas jalan2 ke luar. Ingat ada 40% chance virus masuk. Belum lagi virus nempel di tangan, hp, baju, tas, dll. Kalau kita pulang bisa menulari keluarga di rumah. Jadi yang terbaik adalah: STAY AT HOME
Disclaimer
Tulisan ini dibuat berdasarkan cuitan Kang Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, di twitter pada hari Sabtu (21 Maret 2020) pukul 11:08. Namun, gaya bahasa twitter dirubah menjadi lebih formal serta hanya diambil poin-poin pentingnya saja.
Cuitan aslinya bisa diakses melalui : https://twitter.com/ismailfahmi/status/1241215019494150144