Pengertian
Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa muara uretra yang terletak disebelah ventral penis dan proksimal ujung penis. Letak meatus uretra bisa terletak pada grandular hingga perineal. (Purnomo, 2000).
Etiologi
Penyebab kelainan ini kemungkinan bermula dari proses kehamilan dan juga karena maskulinisasi inkomplit dari genitalia karena involusi yang prematur dari sel interstitial testis.
Didalam kehamilan, terjadi penyatuan di garis tengah lipatan uretra yang tidak lengkap sehingga meatus uretra terbuka pada sisi ventral penis. Perkembangan uretra in utero normalnya dimulai sekitar usia 8 minggu dan selesai dalam 15 minggu.
Berdasarkan letak muara uretra setelah dilakukan koreksi korde, Brown (Grace dan Borley, 2007) memabagi hipospadia dalam 3 bagian :
- Hipospadia Anterior : Tipe glanular, subkoronal, dan penis distal
- Hipospadia Medius : Midshaft, dan penis proksimal
- Hipospadia Posterior : Penoskrotal, scrotal, dan perineal
Patofisiologi Hipospadia
Manifestasi Klinis
- Tidak terdapat prepusium ventral sehingga prepusium dorsal menjadi berlebihan (dorsal hood)
- Sering disertai dengan korde (penis agulasi ke ventral) / penis melengkung ke bawah
- Lubang kencing terletak dibagian bawah dari penis
Pemeriksaan Penunjang (Grace dan Borley, 2007)
Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir atau bayi. Karena kelainan lain dapat menyertai hipospadia, maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan yang menyeluruh, termasuk pemeriksaan kromosom (Corwin, 2009) :
- Rontgen
- USG Sistem kemih kelamin
- BNO – IVP. Karena biasanya pada hipospadia juga disertai dengan kelainan kongenital ginjal
- Kultur urin (Anak-Hipospadia)
Penatalaksanaan (Grace dan Borley, 2007)
Penatalaksanaan hipospadia adalah dengan jalan pembedahan. Tujuan dari prosedur pembedahan pada hipospadia adalah :
- Membuat penis yang lurus dengan memperbaiki korde (chordee)
- Membentuk uretra dan meatusnya yang bermuara pada ujung penis (Uretroplasti)
- Untuk mengembalikan aspek normal dari genitalia eksterna (kosmetik)
Pembedahan dilakukan berdasarkan keadaan malformasinya. Pada hipospadia glanular uretra distal ada yang tidak terbentuk, biasanya tanpa recurvatum, bentuk seperti ini dapat direkonstruksi dengan flap lokal (misalnya prosedur Santanelli, Flip Flap, MAGPI (Meatal Advance and Glanuloplasty), termasuk preputium plasty.
Masalah yang Lazim Muncul (Nanda, 2015)
- Gangguan eliminasi urin b.d obstruksi anatomis (aliran urin sulit diatur)
- Ansietas b.d krisis situasional, tindakan operasi yang akan dilakukan
- Defisiensi pengetahuan b.d keterbatasan informasi mengenai prosedur pengobatan yang dilakukan
- Resiko infeksi
- Nyeri akut b.d cedera fisik akibat pembedahan
- Disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi penis (infertilisasi)
Discharge Planning
- Konsultasikan rencana perjalanan tindakan dengan dokter. Karena hipospadia tidak boleh di sirkumsisi
- Jika tidak dilakukan tindakan pembedahan, korde akan menghalangi hubungan seksual dan dapat menyebabkan infertilitas serta kesulitan dalam mengatur aliran urin, dan sering terjadi kriptorkidisme
- Karena tindakan operasi tidak bisa dilakukan satu kali, diharapkan keluarga dapat memberikan dukungan kepada penderita
Referensi
Amin Huda Nurarif & Hardi Kusuma.,2016.Asuhan Keperawatan Praktis Jilid 2.Mediaction Publishing, Jogjakarta.
1 Comment
waduhhh harus sering dirawat tuh… langsung WA saja wuehe